Oleh: Muhammad Dayyan
Konsumsi merupakan aktivitas manusia untuk membeli dan mengkonsumsi barang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kajian ilmu ekonomi konsumsi sebagai salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya konsumsi akan terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa sehingga para produsen akan menambah volume produksi. Namun konsumsi yang melebihi dari kebutuhan atau sudah mengarah pada budaya prilaku konsumtif akan berubah menjadi penyakit serius dalam kehidupan ekonomi maupun sosial bahkan linkungan.
Prilaku konsumtif adalah watak yang selalu ingin berbelanja untuk tujuan prestise di tunggangi oleh egoisme. Yaitu faham yang hanya mencari kepuasan pribadi dengan cara berfoya-foya yang sering mengabaikan tanggung jawab sosial dan dampak buruk bagi lingkungan. Ego merupakan ambisi untuk mengejar kepuasan nafsu yang tak berkecukupan. Sebagaimana sabda Rasulullah “bahwa manusia tidak pernah puas, bila diberikan emas satu lembah, ia akan meminta emas dua lembah. Bila diberikan dua lembah, ia akan meminta tiga lembah dan seterusnya sampai ia masuk kubur”. Dan firman Allah dalam Alquran surat At-Takasur "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke liang kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)"
Imam Ghazali menjelaskan dalam Ihya Ulumuddin prilaku tersebut muncul karena manusia memiliki aspirasi dan ambisi yang tinggi. Ia selalu berpikir bahwa kekayaan yang sekarang mungkin cukup mungkin tidak akan bertahan, atau mungkin akan hancur sehingga ia akan membutuhkan lebih banyak lagi. Ia berusaha untuk mengatasi ketakutan ini dengan mengumpulkan lebih banyak lagi. Tetapi ketakutan ini tidak akan berakhir, bahkan bila ia memiliki semua harta di dunia. Maka tidak heran prilaku ini akan memunculkan ekploitasi pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah. Al Ghazali memperingatkan bahwa jika semangat “selalu ingin lebih” ini menjurus kepada keserakahan dan pengejaran nafsu pribadi, maka hal itu pantas dikutuk (Ihya, 3:234, 4:101; Mizan, 296).
Dalam kajian ekonomi konvensional tindakan manusia dikontrol oleh rasionalitas sebagai landasan setiap pengambilan keputusan untuk berbelanja atau mengkonsumsi suatu barang atas dasar gengsi atau prestise untuk mencapai kepuasan pribadi (utility). Persoalannya bagi sebagian manusia akan kesulitan untuk mengakses kebutuhan hidupnya sedangkan sebagian manusia lain mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berlebih-lebihan. Maka problem utama ekonomi adalah “bagaimana mengatasi keserakahan manusia yang tak terbatas” bukan pada terbatasnya sumberdaya. Keserakahan dalam prilaku yang menjadi “budaya konsumtif” yang dapat merusak pribadi, lingkungan dan masyarakat.
Dalam Islam keputusan manusia melakukan sesuatu dikontrol oleh norma atau prinsip-prinsip berdasarkan Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali seorang muslim akan memutuskan apa yang akan dikonsumsikan berdasarkan pada perbandingan antar berbagai preferensi, peluang, manfaat serta mudharat yang ada. Preferensi tertinggi terletak pada tingkat manfaat yang lebih besar yang meliputi maslahat bagi terpeliharanya agama, jiwa, keturunan, akal dan kepemilikan. Kemudian menghindari konsumsi barang yang membawa dampak mudharat yang ditimbulkan dari mengkomsumsi barang tersebut baik bagi dirinya, masyarakat dan lingkungan. Misal, minuman keras, rokok ataupun barang lainnya yang menurut rasionalitas pribadi dapat mencapai kepuasan namun ianya dapat berkontribusi bagi kerusakan akal, kesehatan badaniyah dan pencemaran serta kerusakan lingkungan baik langsung maupun tidak langsung.
Kehidupan didunia pada hakikatnya persiapan menuju akhirat. Konsekwensinya memenuhi kebutuhan hidup didunia adalah sarana untuk mencapai tujuan hakiki tersebut yaitu mencapai keuntungan yang memberi dampak kemashlahatan pribadi dan sosial serta keridhaan Allah untuk memperoleh falah yaitu kebahagian dunia dan akhirat. Seseorang muslim sejatinya membelanjakan kekayaannya dengan tiga alasan. Pertama, mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Kedua, mensejahterakan keluarga. Ketiga, membantu orang lain yang membutuhkan.
Tujuan utama konsumsi seorang muslim tidak hanya untuk memperoleh kepuasan sesaat tapi untuk mampu mencapai hidup yang berdaya guna, berfaedah untuk dapat beribadah kepada Allah dan atau melakukan kegiatan produktif sehingga berkontribusi bagi kemaslahatan sosial. Maka yang dikonsumsi adalah barang yang halal dengan komposisi gizi yang memadai serta tidak berlebih-lebihan (boros). Pemborosan akan menyebabkan kerusakan bagi pribadi muapun lingkungan dan digolongkan dalam pekerjaan keji dan mungkar. Untuk menghindari pemborosan dan kerusakan lingkungan kita perlu melakukan 3 R (reuse, reduce dan recycle).
Pertama, reuse yaitu mepergunakan barang yang sudah ada untuk dipakai tanpa harus membeli yang baru. Jadi mengurangi kebiasaan yang selalu mengoleksi baru atau membuangnya dengan menggantikan yang lain. Kedua, reduce yaitu mengurangi penggunaan barang tidak dibutuhkan atau berbahaya bagi lingkungan. Recycle yaitu mendaur ulang barang yang sudah tidak layak pakai tanpa harus membeli yang baru.
Lalu dimana letak kepuasan konsumsi bagi seorang muslim. Jelas bukan pada kelezatannya atau karena ia baru maupun karena mereknya saja. Namun pada kehalalan dan manfa’at yang dapat menguatkan spiritual dan materialnya. Kepuasan juga terjadi manakala ia tidak mengkonsumsi barang yang buruk atau haram yang bukan miliknya seperti riba atau hasil korupsi, perjudian, pencurian dan lainnya. Islam sudah cukup jelas dan rinci mengklasifikasi mana barang halal dan mana barang haram (baca; halal haram). Dalam hal ini juga dengan tegas melarang untuk menghalalkan apa yang sudah diharamkan dan mengharamkan apa-apa yang sudah ditetapkan kehalalannya.
Dalam teori ekonomi konvensional pendapatan seseorang sama dengan jumlah konsumsi dan tabungan. Maka dalam Islam konsumsi berarti jumlah pendapatan sesorang tidak hanya dalam bentuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhannya, namun juga membelanjakan hartanya dijalan Allah seperti membayar zakat, infak dan shadaqah serta tabungan yang tidak ada unsur riba. Tabungan inipun harus digerakkan dalam bentuk investasi guna memacu pergerakan ekonomi yang sehat dalam bentuk bagi hasil. Dan tabungan akan di kenakan zakat juga setiap tahunnya sehingga akan memberi jaminan bagi berkurangnya kesenjangan sosial.
Nampak bahwa dalam setiap pendapatan seorang muslim ada hak orang lain yang tidak boleh diabaikan baik dalam zakat, infak, shadaqah, waqaf sebagai variable perbelanjakan pendapatan seorang muslim. Kewajiban ini sekaligus menundukkan egoisme manusia dan menajamkan sikap altruisme atau sikap kepedulian pada kelompok manusia yang kurang mendapatkan akses ekonomi baik disebabkan karena masih kana-kanak, orang tua dan jumpo ataupun karena sakit dan cacat. Jadi pendapatan bukan hanya untuk konsumsi apalagi menurutkan tabiat konsumtif untuk prestise/gengsi dan menabung untuk menumpuk kekayaan saja yang berdasar rasionalitas yang egois. Maka sejatinya kita di Aceh yang diatas 99 persen muslim dapat mengurangi prilaku konsumtif yang mengarah pada budaya konsumtif sehinga akan tercipta pertumbuhan ekonomi yang sehat tanpa merusak lingkungan dan menjaga keharmonisan sosial. Semoga! Wallahu’alam.
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
BalasHapusSaya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...