Oleh: Muhammad Dayyan
SEMAKIN terakhir Ramadhan semakin bersemangat para jamaah untuk menghidupkan Ramadhan di masjid kampus International Islamic University Malaysia (IIUM) Gombak, Selangor Darul Ehsan. Ini terlihat dari semakin meningkatnya jumlah jamaah yang begadang menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat, zikir, tasbih, tadarus maupun tartil quran, menghafal Alquran, qiyamullail, mengikuti tazkirah, menggalang pendanaan untuk saudara seiman yang sedang menderita atau ditindas.
Semangat tersebut karena rasa rindu yang sangat mendalam untuk berjumpa dengan Lailatul Qadar yang nilai amalannya lebih baik dari seribu bulan. Semenjak pertama Ramadhan masjid yang diberi nama Ahmad Shah Mosque telah disesaki para jamaah baik dari kalangan mahasiswa dan masyarakat disekitar kampus.
Merindui lailatul qadar merupakan luapan perasaan ingin berjumpa untuk berkasih dalam rahmat cinta yang suci meraih ridha Ilahi Rabbi. Rindu menjemput janji Allah pada malam yang lebih baik dari seribu bulan, keberkahannya sebanding dengan ibadah 83 tahun.
Merinduinya akan memekarkan hati yang menggairahkan untuk sujud memohon ampunan, menundukkan nafsu yang pongah serakah dan menyuburkan taman akal, menyejukkan hati sehingga jiwa mendapatkan tempat yang rindang di taman spiritual Ramadhan yang barakah. Jiwa-jiwa akan tersucikan dengan tasbih, tahmid, dan takbir. Mereka yang merindui malam Qadar akan menyiapkan diri jauh sebelum ramadhan dengan perasaan yang berbunga-bunga laksana menunggu kekasih yang akan datang dari sekian lama berpisah.
Yang menarik dari masjid berdaya tampung 9.000 jamaah ini adalah sepuluh hari terakhir Ramadhan, dimana para jamaah semakin enggan meninggalkan masjid terbukti dari semangat jamaah yang ikut ambil bagian dalam program i’tikaf. Para jamaah membawa berbagai keperluaan seperti baju ganti, sabun mandi, dan bantal serta alas tempat tidur. Tentu tanpa perlu khawatir dengan penganan berbuka dan Sahur. Pihak manajemen masjid menyediakan menu berbuka, sahur bagi seluruh jamaah. Para jamaah yang mayoritas mahasiswa bahkan sebagian dari mereka mengikutsertakan anak-anaknya menginap di Masjid yang bertingkat tiga. Tingkat pertama terdiri atas ruang-ruang belajar, toilet, tempat berwudhuk, tempat berbuka puasa dan gudang perlengkapan masjid. Tingkat kedua ruang utama masjid untuk jamaah laki-laki dan lantai tiga untuk jamaah perempuan.
Masjid yang letaknya sangat strategis di tengah kampus yang menghubungkan seluruh ruang kuliah, ruang kerja para civitas akademika, asrama mahasiswa dan kantin-kantin sehingga memudahkan para mahasiswa, staf universitas dan dosen untuk memenuhi panggilan azan setiap lima waktu sehari. Masjid ini berperan vital memperkuat mental spiritual sebagai pondasi hidup manusia yang berpengetahuan di kampus yang dipenuhi pohon dan dialiri sungai di tengahnya. Harmonisasi kehidupan flora dan fauna di tengah bukit batu lembah Gombak ikut menemani para penuntut ilmu di kampus yang dikenal dengan semboyan. “The Garden of Knowledge and Virtue” atau taman ilmu dan akal budi/kebajikan. Berada di kampus ini sangat tenang, betah dengan keseserasian satwa khususnya berbagai jenis burung hidup selaras dengan manusia ikut menyemarakkan Ramadhan mulia.
Shalat jamaah dipimpin para imam muda yang hafal quran. Suaranya yang merdu melantunkan ayat-ayat quran satu juz/malam dalam setiap 20 rakaat Tarawih telah menawan jamaah untuk khusyuk, bahkan ketika sampai pada surat yang menceritakan azab neraka sebagian besar jamaah terisak meneteskan air mata. Pada malam kedua puluh satu motivasi beribadah meningkat sehingga hampir setiap sisi masjid dipadati jamaah untuk beriktikaf, yang diisi dengan tadarus, zikir, shalawat dan tazkirah Ramadhan yang disampaikan dalam bahasa Arab, Inggris, dan sesekali bahasa Melayu.
Yang pasti sebagian besar mahasiswa International memilih menghidupkan Ramadhan dan merindui lailatul qadar di mesjid IIUM yang sejuk dan nyaman. Beribadah di Mesjid biru ini rasa ingin Ramadhan sepanjang tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar