Menanggapi permasalahan tindak kekerasan seksual terhadap anak yang
selama ini kian marak diberitakan, maka pelaku tindak kekerasan
seksual terhadap anak harus dihukum seberat- beratnya. Karena
kekerasan seksual merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang harus di tangani secara luar biasa pula.
“Aparat
penegak hukum tidak boleh menganggap ini sebagai sebuah kebetulan atau
malah menyalahkan korban karena berada di tempat sepi atau bepergian
sendiri,”.
Mutiara Jiwa
Rabu, 01 Juni 2016
Sabtu, 18 Januari 2014
Moral Dalam Kebijakan Publik
Oleh:
Muhammad Dayyan
Sangat menarik seminar nasional yang
dilaksanakan oleh Jurusan Syariah STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa yang mengangkat
tema “Hukum, Moralitas dan Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam” pada 7
November 2013 lalu. Prof. Dr. Syahrizal Abbas, MA salah satu nasumber
menegaskan bahwa hukum syariat berperan penting dalam internalisasi moral para
pengambil kebijakan publik terutama di Aceh. Menurut beliau Syariat Islam sudah
menjadi tanggung jawab pemerintah untuk ditegakkan terutama dalam pelaksanaan
kebijakan publik. Lebih jauh Dr. Zulkarnaini Abdullah, MA menjabarkan bahwa
nilai moral pemimpin menjadi inti dari penegakan syariat dengan menunaikan
seluruh kewajibannya selaku khalifah sehingga hak-hak asasi manusia bisa
terpenuhi.
Jumat, 19 Juli 2013
Public Perception on Government Spending In Aceh: An Analysis Based on Maqasid Performance Pairwise Matrix (MPPM)
Written By: Muhammad Dayyan, M.Ec
Abstract
Governments provide a host of goods and services to their citizens
to achieve various socio-economic objectives. Such spending is done through
various programs that include social security, education, infrastructure,
healthcare and economic programs. Several conventional approaches for measuring
efficiency of government expenditure have been proposed in the literature. Most
of these measures are quantitative in nature. For government spending based on
Shari’ah oriented public policy (al-Siyasah al-Shar’iyyah), which is value
loaded, there is a need for a complementary qualitative yardstick to measure
whether such spending achieves Maqasid al-Shari’ah. The present study has made
use of content analysis to develop a Maqasid Performance Pairwise Matrix
(MPPM), as one of the tools of Islamic oriented public policy (al-Siyasah
al-Shar’iyyah); this is to measure the public perception on government
expenditure in eight areas in Aceh and the extent to which the expenditure
conforms to Maqasid al-Shari’ah. MPPM was used as an instrument to survey 233
respondents in Aceh. The data from the survey were validated analyzed using
SPSS version 18.0. The findings from the study were found to be mixed.
Government spending in Aceh for Education and Healthcare achieved results at
the level of Complements (Hajiyat), beyond the basic need (Daruriyat). However,
in the other six areas, which include economics, public services and housing,
government spending was only able to satisfy the basic needs of the Acehnese.
The study concludes with recommendations and suggestions for future research.
Keyword: Government
expenditure, Maqasid al-Shari’ah, Maqasid Performance Pairwise Matrix (MPPM),
public perception and al-Siyasah al-Shar’iyyah
Selasa, 28 Agustus 2012
Idul Fitri dan Rumah Terbuka bersama Tun Mahathir
Kuala Lumpur, 26/08/2012. Rumah terbuka yang lebih dikenal dengan “open house” adalah salah satu tradisi ber-idul fitri di Malaysia yang diselenggarakan sepanjang bulan Syawal khususnya pada akhir minggu (Sabtu-Minggu). Pada jamuan rumah terbuka disediakan berbagai hidangan khas lebaran seperti lemang yang disajikan dengan daging rendang, sate dengan nasi impit (lontong), rujak, es krim, dan berbagai macam jenis kue lainnya yang disajikan selama sehari penuh. Rumah terbuka bertujuan untuk menjamu tamu yang akan bersilaturahmi ke rumah dengan hidangan istimewa. Tamu yang diundang bukan hanya dari kalangan sanak saudara saja tapi juga tamu umum yang diundang secara terbuka melalui kartu lebaran, sms, mailist, facebook, twitter dan media sosial lainnya.
Label:
Catatan Harian
Lokasi:Indonesia-Malaysia
Seri Kembangan, Selangor, Malaysia
Senin, 13 Agustus 2012
Orientasi Kebijakan Publik Syariah
SATU persoalan penting dalam Islam yang kurang mendapat perhatian adalah
kebijakan publik yang beorientasi syariah (shari’ah public policy
oriented). Khususnya di Aceh yang kerap dijuluki sebagai bumi Serambi
Mekkah dengan komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip-prinsip ajaran
Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Istilah dan konsep maqashid
syari’ah yang menjadi satu pilar penting dalam merumuskan kebijakan
publik dalam Islam masih sangat asing pada sebagian besar Muslim.
Setidaknya hal ini dapat diketahui ketika saya menyebarkan survey
tentang belanja publik (public expenditure) yang berorientasi syariah di
Aceh di kalangan mahasiswa dan dosen tampak istilah tersebut masih
sangat tidak familiar bahkan asing.
Kamis, 02 Agustus 2012
Istimewanya Buka Puasa Bersama Tan Sri Sanusi Junid
Tanggal 25 July 2012 saya mendapatkan SMS dari seorang tokoh penting masyarakat Aceh di Kuala Lumpur yang berbunyi “Asm. Wbt. Dengan hormatnya anda diundang untuk majelis Iftar dan terawih di Jeumpa D’Ramo pada hari Ahad 29-07-2012. Mohon pengesahan atas kehadirannya. Terimong geunaseh. Tans Sri Sanusi Junid & Puan Sri Nila.”
Bagi kami yang tidak dapat pulang ke Aceh undangan buka puasa adalah hal yang ditunggu-tunggu untuk dapat bersilaturahmi dengan rekan-rekan mahasiswa dan tokoh masyarakat Aceh di Malaysia. Dan undangan dari Tan Sri adalah yang paling istimewa, sebab disamping beliau melayani kami dengan menu berbuka yang istimewa beliau juga akan memberi petuah dan motivasi yang sangat berharga dalam setiap pertemuan dengan mahasiswa atau masyarakat Aceh.
Senin, 23 Juli 2012
Mengurus Pasport di KBRI Kuala Lumpur Siap 3 Jam
Kuala Lumpur, Hari Rabu 18 Juli 2012 saya
mendatangi Kedutaan Besar Repuplik Indonesia (KBRI) di Jalan Tun Razak No 233,
Kuala Lumpur untuk mengurus perpanjangan Pasport yang akan habis masa
berlakunya. Ini kali kelima saya ke KBRI
Kuala Lumpur yang merupakan kedutaan tersibuk dan paling ramai setiap hari
kerja. Berbeda dengan kedutaan besar lainnya yang juga terletak di Jan Tun
Razak seperti Kedutaan Qatar, Singapore, Amerika dan beberapa lainnya yang
terlihat sepi-sepi saja. Saya tiba di KBRI pukul 07.00 pagi waktu Malaysia atau
setengah jam setelah shalat shubuh antrian panjang sudah berjejer di depan
pagar KBRI.
Langganan:
Postingan (Atom)