Kamis, 02 Agustus 2012

Istimewanya Buka Puasa Bersama Tan Sri Sanusi Junid

Tanggal 25 July 2012 saya mendapatkan SMS dari seorang tokoh penting masyarakat Aceh di Kuala Lumpur yang berbunyi “Asm. Wbt. Dengan hormatnya anda diundang untuk majelis Iftar dan terawih di Jeumpa D’Ramo pada hari Ahad 29-07-2012. Mohon pengesahan atas kehadirannya. Terimong geunaseh. Tans Sri Sanusi Junid & Puan Sri Nila.”  
Bagi kami yang tidak dapat pulang ke Aceh undangan buka puasa adalah hal yang ditunggu-tunggu untuk dapat bersilaturahmi dengan rekan-rekan mahasiswa dan tokoh masyarakat Aceh di Malaysia. Dan undangan dari Tan Sri adalah yang paling istimewa, sebab disamping beliau melayani kami dengan menu berbuka yang istimewa beliau juga akan memberi petuah dan motivasi yang sangat berharga dalam setiap pertemuan dengan mahasiswa atau masyarakat Aceh. 

Tempatnya di Jempa D'Ramoe yaitu rumah yang telah disulap oleh Tan Sri menjadi tempat penginapan dengan fasilitas hotel berbintang juga berfungsi sebagai tempat pertemuan dengan kapasitas sekitar 80 orang. Saya dengan mahasiswa Aceh di IIUM berangkat dengan mobil sewa membutuhkan waktu 40 menit untuk sampai ketempat tersebut di daerah Bangsar salah satu kawasan perumahan elit di Kuala Lumpur. Tempat yang sejuk dengan pemandangan perbukitan Damansara ini sering dijadikan tempat pertemuan mahasiswa Aceh maupun tamu penting yang ingin berjumpa dengan Tan Sri.
Dalam kesempatan buka puasa itu setelah shalat terawih berjam’ah Tan Sri menyampaikan ucapannya kepada kami yang terdiri dari mahasiswa, dosen asal Aceh yang sedang menuntut ilmu di IIUM-Gombak, UM-Petaling Jaya, UKM-Bangi, dan UPM-Serdang. Diwajahnya yang berseri tersimpan semangat kepedulian terhadap Aceh yang sangat kuat. Beliau dan menyampaikan beberapa pesan kepada kami:
Pertama, bahwa apapun pandangan politik kita, pemimpin Aceh yang baru Dr. Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf harus dibantu untuk mempercepat proses pembangunan yang berkualitas bagi kesejahteraan rakyat Aceh. Para pelajar Aceh yang telah menuntut ilmu sampai keluar negeri hendaknya tidak berorientasi pada jabatan. Jika kita semua masih berorientasi pada jabatan maka selamanya Aceh akan “meupake”. Maka menjadi penting masing-masing berkonsentrasi pada bidang kerja yang sesuai dengan keahliannya. “Jangan cari dan menuntut posisi setelah pulang ke Aceh tapi rebutlah bidang kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikan” katanya. Semua harus bekerja untuk membangun Aceh jangan sibuk mencari celah untuk menjelekkan pekerjaan pemerintah sekarang untuk mendapat simpati rakyat guna merebut kuasa lima tahun kedepan.
Selaku salah satu tokoh politik Malaysia di era Tun Mahatir Muhamad, beliau masih sangat berpengaruh dalam percaturan politik di Malaysia. Tan Sri mengingatkan pemerintah Aceh untuk membangun kerjasama dengan pemerintah Malayasi bukan dengan tokoh oposisi di Malasyia. Jika pemerintah sekarang salah memilih kawan maka akan sulit mendapatkan kerjasama yang baik dengan luar negeri khususnya Malaysia.
Tan Sri yang menikah dengan cucu Teungku Daud Beureu’eh, Nila Inangda, telah dikarunia 8 orang putra putri berpesan kepada kami bahwa orang Aceh “beurame aneuk” harus banyak anak, karena rakyat Aceh tidak rame ditambah lagi selama 30 tahun konflik dan ribuan telah syahid dalam bencana tsunami. Ia berharap pasangan keluarga di Aceh khususnya para pelajar Aceh yang tentunya memiliki kapasitas intelektual yang bagus akan sangat mendukung mempercepat pertambahan penduduk Aceh. Kalau bisa ia berharap bias memecah rekornya yang telah memiliki 4 orang putrid an 4 orang putra.
Meskipun  usianya telah menanjak 69 tahun namun masih mampu memabakar semangat dan memotivasi para mahasiswa Aceh di Malaysia untuk terus bergiat mempersiapkan diri membangun Aceh yang lebih baik. Selaku presiden Ikatan Masyarakat Aceh Malaysia (IMAM) di Kuala Lumpur beliau senantiasa menekankan pada pentingnya membangun karakter Aceh sebagai modal utama meraih kejayaan. Karakter yang harus dimiliki oleh pemuda Aceh adalah sifat berani, amanah, setia, dan disiplin. Karakter ini adalah titah dari Sulthan Ali Mughayat Shah yang dikenal dengan Aceh Code. Aceh tidak membutuhkan banyak orang pandai tapi Aceh membutuhkan orang-orang yang memiliki nilai-nilai keacehan tersebut. Jika banyak orang pandai tapi tidak amanah maka adalah pangkal kehancuran.  Semoga Tan Sri!

1 komentar:

  1. Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
    Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...




    BalasHapus