Oleh: Muhammad Dayyan

UROE RAYA atau hari raya dalam tradisi masyarakat Aceh beragaman bentuk kita temui. Misal, jika di sawah padi tidak ada yang menjaga, maka itu sering disebut uroe raya tulo (hari raya burung pipit). Jika sebuah mobil pengangkut buah- buahan terguling maka di situ pun orang sering meuroe raya (berhari raya) artinya menikmati buah-buahan yang berhamburan dengan suka cita. Maka tidak heran di hari raya ini pun sering kita melihat pergaulan bebas muda-mudi di pantai dan tempat-tempat hiburan untuk merayakan urou raya dan tidak ada yang melarang dengan alasan sedang hari raya. Beberapa pemuda membuat pesta judi dan pak imam tak sanggup mencegah karena alasan sedang hari raya. Jiwapun terpenjara hawa nafsu.